Perkembangan teknologi kosmetik di pasar kecantikan semakin mempermudah konsumen dalam menentukan pilihan penggunaan kosmetik. Pasar kecantikan Indonesia sedang mengalami perubahan tren yang menarik setelah pandemi.
“Ada beberapa faktor yang mempermudah konsumen, termasuk perkembangan dunia digital, seperti penggunaan teknologi dalam sehari-hari, e-commerce, pertumbuhan brand lokal, dan kesadaran konsumen terhadap kesehatan,” ucap Direketur Utama COSMAX, Cheong Min-Kyoung, saat di konfirmasi Senin (29/1/2024).
Faktor-faktor tersebut menjadikan konsumen menjadi lebih pintar dan kritis dalam memilih dan mengonsumsi produk, termasuk kosmetik. Kualitas pada produk adalah perhatian utama bagi konsumen, dikarenakan adanya perubahan pandangan konsumen terhadap sebuah produk.
“Konsumen lebih pintar memilih produk karena kemajuan teknologi, kualitas produk tujuan utama kami untuk konsumen,” kata Cheong.
Tidak hanya menjadikan produk kosmetik sebagai kebutuhan sehari-hari, tetapi juga telah menjadi sebuah produk yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Maka dari itu, mereka mengutamakan efektivitas, keberlanjutan, dan personalisasi. Perubahan tren ini mendorong industri kecantikan untuk terus berinovasi.
“COSMAX Indonesia, salah satu inovator terkemuka dalam manufaktur kecantikan Indonesia, memberikan konsep tren kecantikan Indonesia di tahun 2024 dengan keyword C.A.R.I.N.G, yang berarti sebagai “Challenge with Technology,” ungkapnya.
Teknologi akan semakin berperan penting dalam industri kecantikan. Konsumen akan semakin tertarik pada produk yang memanfaatkan teknologi, seperti Artificial Intelligence (AI), untuk memberikan pengalaman yang lebih personal dan menyenangkan, serta penggunaan teknologi dalam proses pengembangan produk.
“Era ini adalah masa self-expression, konsumen akan semakin tertarik pada produk yang dapat sesuai dengan gaya, indera dan emosi setiap personal konsumen. Sosial media akan menjadi salah satu faktor yang dijadikan konsumen sebagai wadah referensi produk mereka, serta media untuk belajar dalam memahami tren kecantikan dan mengevaluasi kualitas suatu produk,” ucapnya.
Definisi kecantikan tidak lagi terbatas pada keindahan estetika, tetapi diperluas menjadi kesehatan secara fisik dan mental. Konsumen beralih fokus dari mengejar penampilan sempurna ke rutinitas kecantikan yang sehat. Hal ini mendorong inovasi produk yang mempertimbangkan aspek mental yang didukung oleh penelitian ilmiah.
“Sehubungan dengan kualitas produk yang menjadi prioritas konsumen, sentuhan produk dengan inklusivitas menjadi nilai lebih bagi konsumen. Ini karena inklusifitas bukanlah sekedar tren atau taktik pemasaran. Ini adalah sebuah perubahan penting dalam industri
kecantikan,” ujarnya.
Green with Tangible Action Tren “sustainable beauty” bukan lagi sekadar trik marketing, tetapi menjadi tindakan nyata. Seiring dengan peningkatan kesadaran dan kritisisme konsumen terhadap masalah lingkungan dan kualitas produk, kini mereka mengutamakan efektivitas, fungsionalitas, dan transparansi dari suatu produk atau beauty brand.
“C.A.R.I.N.G. merupakan tren dengan pendekatan holistik terhadap kecantikan. Tren ini mencakup berbagai segi baik teknologi, personalisasi, maupun keberlanjutan. Konsumen akan semakin mengutamakan produk-produk yang memiliki kualitas, inovatif, personal, serta memberikan kesehatan secara fisik dan mental, dan sustainability,” kata Cheong Min-Kyoung.