You are currently viewing Tren Kecantikan Global dan Lokal Tahun 2023, Lebih Natural dan Mindful

Tren Kecantikan Global dan Lokal Tahun 2023, Lebih Natural dan Mindful

Industri kecantikan (beauty) tampaknya semakin berkembang dengan tren dan konsumen yang beragam.

Apalagi sejak pandemi Covid-19, banyak orang mulai menyadari bahwa mempercantik diri bisa dilakukan oleh siapa pun dan dengan metode apa pun, baik melalui kosmetik (make up) atau perawatan kulit (skincare).

Untuk itu, melalui konferensi kecantikan terbesar Cosmax Innovation Conference 2023 bertajuk “The Trend-Leading Innovation Inspiring Local Beauty”, ada beberapa paparan mengenai tren kecantikan global maupun lokal tahun 2023 yang sedang meningkat.

Hal tersebut juga sekaligus memberikan informasi terbaru akan inovasi, teknologi, formulasi, dan tren kecantikan yang dapat diaplikasikan secara keseluruhan, terutama oleh pelaku industri kecantikan di Indonesia pada tahun 2023 dan kedepannya.

“Melihat perkembangan industri kosmetik lokal di Indonesia, menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi Cosmax Indonesia untuk turut berinovasi dan berkontribusi dalam perkembangannya.”

Demikian penuturan Presiden Direktur PT Cosmax Indonesia, Cheong Min-Kyoung, di Aloft Hotel Jakarta, Jumat (17/2/2023) lalu.

“Dengan hadirnya Cosmax Innovation Conference 2023, kami berharap dapat menciptakan dan memperkuat ekosistem kecantikan lokal yang inovatif dan menuju advance,” sambung dia.

  • Tren kecantikan global
  1. Vegan dan ramah lingkungan

    Strategic Marketing Team dari PT Cosmax Indonesia, Clara Insaniputri mengungkapkan bahwa secara global tren kecantikan berbasis vegan sudah sangat meningkat tidak hanya pada produk skincare tetapi juga make up.

    Oleh sebab itu, kita akan semakin banyak melihat produk yang memiliki sertifikasi vegan ke depannya.

    “Evolusi tren kecantikan vegan dan ramah lingkungan ini terbagi ke dalam dua hal, yakni sustainable sourcing dan bio technology beauty,” terangnya.

    Untuk sustainable sourcing, Clara mengatakan bahwa konsumen tidak hanya memerhatikan bagaimana efikasi dari produk tersebut bekerja pada kulit mereka.

    Sebab, konsumen juga memerhatikan bagaimana proses pembuatan produk berasal dari bahan-bahan yang memerhatikan lingkungan.

    Sementara, bio technology beauty bicara soal inovasi teknologi kecantikan yang tidak merusak lingkungan dan tetap membudidayakan tanaman-tanaman secara lestari, seperti produk dengan 100 persen vegan kolagen.

  2. Mindfulness ritual

    Selain bahan-bahan natural dan ramah lingkungan, saat ini tren kecantikan yang berfokus pada self love juga semakin meningkat.

    “Jadi banyak konsumen tidak hanya sekadar menggunakan kosmetik atau skincare berdasarkan efikasi atau asal pakai saja, tetapi juga memerhatikan apakah itu memenuhi kebutuhan diri
    mereka saat menggunakannya,” ujar Clara.

    Dia pun menjelaskan, penggunaan produk kecantikan yang lebih mindful itu tidak boleh ada bahan-bahan yang toksik (no chemical dopping).

    Sebab, jika ada bahan yang toksik masuk ke dalam tubuh mereka, maka itu akan membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak mindful saat menggunakannya.

    “Di samping itu, menggunakan produk kecantikan harus bisa dinikmati sehingga secara pribadi mereka merasa fulfill,” katanya.

    “Dan konsumen tidak hanya memerhatikan efek sementara tapi juga long-term effects.”

    “Jadi, mereka menginginkan produk kecantikan itu yang efeknya jangka panjang untuk memperbaiki skin goals ke depannya, terutama skin barrier terdalam,” jelas dia.

  3. Minimalism

    Dari tahun ke tahun minimalism masih menjadi tren kecantikan. Di mana konsumen global banyak yang menyukai make up yang natural.

    “Misalnya pada penggunaan consealer atau contour, mereka menyukai warna-warna yang netral sehingga look mereka neat, clean, dan pure natural make up,” ungkap Clara.

    “Dari situ akhirnya banyak produk yang membuat formulasi agar kulit tetap glowing meskipun natural look,” lanjut dia.

  4. All around base

    Menurut Clara, secara global tren genderless beauty itu sendiri semakin meningkat.

    Karena yang memakai make up atau skincare kini tidak hanya perempuan, namun juga laki-laki agar terlihat beauty.

    “Ini bisa masuk ke dalam neutrality gender yang tidak memandang perempuan maupun laki-laki,” kata dia.

    “Di sini memunculkan tren make up dengan produk yang blendable sehingga konsumen bisa mendapatkan face base atau look yang bisa mengekspresikan kulit sesuai style mereka masing- masing,” kata dia.

  5. Digital oriented beauty

    Sejak pandemi, banyak sekali inovasi yang sangat menggunakan digital.

    Misalnya, secara global banyak merek yang menggunakan fitur atau tools yang bisa menunjang konsumennya untuk menganalisa kulit mereka atau shade yang dibutuhkan, sehingga konsumen tidak kehilangan pengalaman selama pandemi maupun transisi endemi.

    “Sekarang orang-orang tidak ingin kehilangan experience dari penggunaan atau mencoba produk kecantikan dengan tetap mengutamakan higienitas,” ungkap Clara.

    “Oleh karena itu, lewat digital ini banyak sekali merek kecantikan global yang menggunakan fitur untuk menunjang efikasi dan experience pada konsumen.” “Banyak merek mengeluarkan fitur yang bisa langsung dicoba konsumen dan juga menginspirasi konsumen tentang produk yang bisa mereka gunakan,” kata dia.
  • Tren kecantikan lokal
  1. Meningkatnya penggunaan skincare

    Sebelum pandemi mungkin orang-orang tidak menggunakan skincare secara rutin.

    Clara memberikan contoh, pada tahun 2021 penggunaan skincare seperti serum sangat meningkat.

    Kemudian tahun 2022, karena adanya perubahan kebiasaan konsumen di Indonesia yang menyukai dan menggunakan skincare setiap hari, maka konsumen mulai menerima produk-produk yang lebih advance dengan bahan aktif berkualitas tinggi.

    “Hal itu juga membuat konsumen memiliki peminatan yang tinggi terhadap produk-produk yang bisa memberikan efikasi yang terbaik bagi kulit mereka,” kata dia.

    “Dengan adanya peminatan terhadap efikasi produk, dibutuhkan teknologi untuk mendukung produk.”

    “Jadi tahun 2022 dan ke depannya teknologi pada produk skincare sudah sangat diterima dan diharapkan oleh konsumen,” ujar dia.

  2. Produk kecantikan yang dipersonalisasi

    Terkait tren kecantikan tahun 2023, Clara mengungkapkan, tim Cosmax Indonesia telah melakukan survei kepada seluruh konsumen di Indonesia.

    “Kami mendapatkan hasil di mana adanya top 5 skin problem dari konsumen Indonesia (mulai dari kulit kusam, pori-pori besar, bintik-bintik hitam, jerawat, hingga komedo),” kata dia.

    “Melihat skin problem tersebut, konsumen pada akhirnya akan memilih produk kecantikan yang bisa dipersonalisasi untuk kebutuhan kulit mereka,” kata dia.

  3. Menggunakan bahan-bahan alami

    Sama seperti tren global, tren lokal saat ini juga lebih memilih produk kecantikan berbasis bahan-bahan yang lebih alami.

    “Jika membahas mengenai bahan-bahan alami, di Indonesia sebenarnya sudah lama menggunakannya seperti bengkoang atau minyak zaitun,” ungkap Clara.

    “Namun di tahun 2023, konsumen ingin produk yang menggunakan bahan-bahan alami itu memiliki efikasi yang lebih tinggi.”

    “Maka dari itu, ke depan produk kecantikan yang diminati tidak hanya berbasis alami atau natural saja, tetapi juga ada data secara scientific dan teknologinya,” imbuh dia.

    Clara juga menambahkan bahwa Cosmax Indonesia sudah berusaha menghadirkan bahan-bahan alami melalui kerjasama dengan berbagai universitas.

    Antara lain, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Indonesia (UI).

    “Ada beberapa bahan yang sedang kami coba kembangkan untuk menjadi produk kecantikan seperti teh hijau, kayu manis, kayu putih, jantung pisang, dan juga kumis kucing,” kata dia.